Riwayat Hidup Nyai Sakdiyah
Sekilas Riwayat Hidup Nyai Sakdiyah binti Kyai Abd. Karim Kolla
Nyai Sakdiyah adalah Putri dari pasangan Kyai Abd. Karim dan Nyai Kholilah. Kyai Abd. Karim adalah Kyai asal dusun Dampol Kotah. Konon katanya, beliau datang dan menetap di kampung Kolla atas permintaan masarakat setempat. Dikarenakan di masa dulu jarang sekali orang yang ahli agama, masarakat pada waktu itu hidup dalam kegelapan, sering terjadi pencurian dan terkadang terjadi pembunuhan.
Putra dan putri kyai Abd. Karim dan Nyai Kholilah: 1. Nyai Romlah 2. Kyai Yasin 3. Nyai Sakdiyah 4. Kyai Ari 5. Nyai Rahma. Lima putra dan putrinya sebagai penerus perjuangan Kyai Abd. Karim sebagai penyebar agama di kampung Kolla, dan sekitarnya.
Nyai Sakdiyah adalah generasi selanjutnya yang tetap exis melanjutkan perjuangan ayahnya. Ia berprofesi sebagai guru ngaji bagi anak-anak tetangganya. Nyai Sakdiyah oleh orang tuanya dijodohkan dengan familinya yang berasal dari dusun Dampol desa Kotah, Jrengik Sampang. Namun pernikahannya tidak bertahan lama. Adalah Kyai Nasik suami pertama Nyai Sakdiyah, pernikahan Nyai Sakdiyah dan Kyai Nasik tidak mempunyai keturunan, karena bercerai setelah beberapa bulan dari pernikahannya.
Setelah bercerai dari suami pertamanya, Nyai Sakdiyah menikah lagi dengan seorang pemuda asal dusun Durin Mlakah. pemuda itu bernama Kyai Asnawi dipanggil Snawi. Pernikahan dengan Kyai Asnawi Nyai Sakdiyah mempunyai 14 anak cuman yang hidup sampai dewasa 7 anak yang tujuhnya meninggal saat masih bayi atau masih kecil.
Aktivitas Nyai Sakdiyah dalam keseharian mendidik anak-anak tetangga, dan terkadang melayani atau menyiapkan hidangan bagi para tamu suaminya. karena suami kedua Nyai Sakdiyah adalah seorang Tabib yang masyhur menyembuhkan tulang yang patah (sangkal putung) Dan Nyai Sakdiyah menenuikan ibadah haji pada tahun 1985.
Nyai Sakdiyah diusia senjanya mempunyai keistimewaan tersendiri. Sudah maklum di usia senja penglihatan seseorang mengalami kerabunan atau kebutaan. Tapi Khusus membaca Al-Qur'an tidak ada kerabunan penglihatan bagi Nyai Sakdiyah. Mungkin semua itu barokah dari seringnya membaca kalamullah atau Al-Qur'an. Setiap orang ketika menjelang usia senja pasti rambutnya memutih, bertambah usia rambut akan memutih di seluruh kepalanya. Tapi itu tidak berlaku terhadap Nyai Sakdiyah rambutnya hanya sebagian saja yang memutih atau ubanan.
Nyai Sakdiyah dianugerahi usia yang sangat panjang diperkirakan usianya 100 tahun lebih. Pribadinya tegas, dan bersahaja, seorang abidah atau ahli ibadah, juga dikenal sebagai ahli membaca Al-Qur'an. Sejak masih muda beliau selalu membaca Al-Qur'an tiada hari tampa membaca Al-Qur'an, kebiasaan itu, beliau amalkan sampai menjalang wafatnya.
Al-Imam Abul Qasim Junaid Al-Baghdadi berkata :
حكايات الصالحين جند من جنود الله
Kisah kisah (keteladanan) para shalihin adalah tentara dari bala tentara Allah Subhanahu Wa Ta'ala. (yang menguatkan batin kita seperti tentara yg menguatkan dan menjaga sebuah negara).
Komentar
Posting Komentar