Hakikat Nikmat Menurut Imam Al-Ghazali
Oleh: Hosiyanto Ilyas S.Pd.I
Imam Al-Ghazali dalam karya besarnya Ihya'Ulumuddin (Juz 4 Hlm. 125 ) Mengulas tentang :
بيان حقيقة النعمة واقسامها
Penjelasan hakikat nikmat dan macam-macamya.
Pandangan Imam Al-Ghazali terkait nikmat sangatlah luas, setiap kebaikan, kelezatan, keberuntungan, adalah nikmat. Akan tetapi hakikat nikmat yang sesungguhnya adalah kebahagian di ahirat nanti. Adapun setiap sesuatu yang disandarkan pada kemanfaatan dunia, dan ahirat, adalah sebuah kenikmatan, seperti, anugerah pengetahuan, dan budi pekerti yang baik.
Kelezatan yang dirasakan oleh manusia, dan selain manusia adalah sebuah nikmat. Dalam hal ini Imam Al-Ghazali membagi, menjadi tiga bagian: Pertama, kenikmatan Aqliyyah (akal ) diperuntukkan untuk manusia, Kedua, kenikmatan Badaniyyah (badan,) diperuntukkan pada manusia dan sebagian hewan, Ketiga, kenikmatan yang dirasakan manusia dan semua hewan.
Nikmat Aqliyyah (akal ) seperti merasakan lezatnya ilmu pengetahuan, dan hikmah yang diterima oleh akal. Mendengar, melihat, mencium, mencicipi, tidak dinamakan merasakan nikmatnya ilmu, karena kelezatan ilmu masuk melalui relung hati dan dicerna oleh akal. Yang bisa merasakan lezatnya ilmu yang berada di akal manusia, diperuntukkan bagi orang-orang yang Alim. Sedangkan hikmah akan dirasakan oleh orang-orang yang bijak.
Nikmat Badaniyyah (badan) ialah kelezatan nikmat yang dirasakan oleh manusia dan sebagian dinikmati oleh hewan. Seperti lezatnya kemenangan, dan menguasahi. Nikmat ini dirasakan oleh sebagian hewan seperti, macan dan serigala. Sedangkan kelezatan nikmat yang dirasakan oleh manusia dan semua hewan yaitu, lezatnya makanan yang bisa membuat kenyang, dan lezatnya hubungan seksual yang dapat menghasilkan keturunan.
Adapun kenikmatan yang abadi adalah kenikmatan kebahagian di ahirat, nikmat ini adalah paling sempurnanya nikmat yang dapat diperoleh dengan usaha mendekatkan diri kepada sang pemberi nikmat yaitu, Allah SWT. Kenikmatan di ahirat tidak akan rusak, kekal selamanya, bahagia, tampa susah sedikitpun, mengerti tampa kebodohan, kaya tampa kemiskinan, itulah kenikmatan dengan sebenar-benarnya nikmat.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا عيش الا عيش الاخرة
Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan ahirat.
Ketika haji wada' seorang lelaki memanjatkan doa' "Ya Allah saya mohon kepadamu kesempurnaan nikmat" Rasalullah berkata kepada lelaki itu, "Apakah engkau tau apa itu kesempurnaan nikmat? lelaki itu menjawab, "Tidak ya Rasulullah!" Lalu Rasulullah bersabda: "Paling sempurnanya nikmat itu adalah nikmat masuk surga". Wallahu A'lam Bissawab.
Komentar
Posting Komentar